USAHA
BUDIDAYA MUTIARA
BAB I
PENDAHULUAN
Mutiara merupakan salah satu komoditas
dari sektor kelautan yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek
pengembangan usaha di masa datang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya
peminat perhiasan mutiara dan harganya yang terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Potensi mutiara dari Indonesia yang diperdagangkan di
pasar dunia sangat berpotensi untuk ditingkatkan. Saat ini Indonesia baru
memberikan porsi 26 persen dari kebutuhan di pasar dunia, dan angka ini masih
dapat untuk ditingkatkan sampai 50 persen. Sumber daya kelautan Indonesia masih
memungkinkan untuk dikembangkan, baik dilihat dari ketersediaan areal budidaya,
tenaga kerja yang dibutuhkan, maupun kebutuhan akan peralatan pendukung
budidaya mutiara.
Usaha untuk memperoleh mutiara saat ini
mengalami perkembangan, semula diperoleh dari hasil penyelaman di laut,
sekarang sudah dilakukan dalam bentuk budidaya. Hal ini dikarenakan penyediaan
kerang mutiara dari hasil tangkapan di laut bebas terus mengalami penurunan
dari tahun ke tahun sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang terus
meningkat. Selain itu harganya pun dari waktu ke waktu semakin meningkat karena
besarnya permintaan mutiara, baik dari domestik maupun dari manca negara.
Mutiara menjadi barang mewah dan lebih disukai daripada emas, terutama di
Jepang. Untuk mengatasi hal itu, usaha menghasilkan mutiara pada saat ini sudah
dilakukan secara terintegrasi oleh perusahaan dengan modal besar, dari mulai
benih (spat) dari pembenihan atau hatchery hingga pasca panen.
Pembenihan secara buatan ini dilakukan
oleh beberapa pihak, diantaranya perusahaan besar dengan menggunakan tenaga
asing ataupun Balai Budidaya Laut sejak tahun 1991. Spat yang dihasilkan dari
hatchery lebih disukai oleh pengusaha budidaya mutiara karena ukurannya relatif
sama sehingga waktu pembudidayaan dapat dilakukan bersamaan dalam jumlah yang
besar. Dalam tulisan ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai mutiara.
BAB II
PEMBAHASAN
Kerang mutiara adalah hewan yang
bertubuh lunak atau moluska yang hidup dilaut, Tubuhnya dilindungi oleh
sepasang cangkang yang tipis dan keras, Termasuk dalam lokasi Bivalvia dan
Famili Pteriidae. Anatomi dan Morfologi Kerang mutiara yaitu, memiliki
sepasang cangkang, bentuknya pipih berwarna kuning kecoklatan.
Mutiara dapat terbentuk secara alami
maupun dibudidaya.
Di alam,
mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang
mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya
pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus
nacre sehingga jadilah mutiara.
Mutiara hasil budidaya
mengalami proses weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses
ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara.
Proses ini dimaksudkan supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan
memasuki fase reproduksi dengan cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan
gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam keadaan penuh maka kegiatan operasi
akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami kegagalan. Proses weakening ini
bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang berpori sangat kecil
sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya ditumpuk
bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil.
Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih
bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada
lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi
dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki.
Mereka ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan
oksigen yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara
masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam
gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka
sangat kuat bila tak melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat
susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga
memaksa kerang untuk membuka cangkangnya.
Saat kerang membuka cangkang peg
(pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi.
Pada saat tanpa
air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam.
Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan
membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila
dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang. Mutiara hasil
budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah nucleus
sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan
inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan
potongan mantel atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain.
Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of
Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi
akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh
mantelnya.
Bila mantelnya tersentuh, maka mantel
akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan
dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari
kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga
saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya
dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel
tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang
dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga
kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging
(ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan
sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka
cangkang lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad
dan kaki dari kerang sebagai tempat masuknya inti dan saibo.
Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan
ukuran gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad
kemudian disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan
sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi
epithelium penghasil nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka
kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun
ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut.
Teknik operasi dan pasca operasi
bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan menerapkan
teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan”menendang” keluar inti yang
disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik.
Proses pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan
umur kerang dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka
gonadnya akan penuh, sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti.
Kemampuan teknisi akan menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.
Proses budidaya tiram mutiara secara garis besar melalui
tiga tahapan,yaitu:
a)
Pengoprasian tiram
Cara pemasangan
inti mutiara bulat pada tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya,dengan
menempatkannya dalam penjepit dengan posisi bagian anterior menghadap ke
pemasang inti. Setelah posisi organ bagian dalam terlihat jelas, dibuat sayatan
mulai dari pangkal kaki menuju gonad dengan hati-hati. Penempatannya harus
bersinggung an dengan mantel. Setelah pemasangan inti selesai, tiram mutiara
dipelihara dalam keranjang pemeliharan.
b)
Proses pemeliharaan
§ Tiram mutiara
yang dipasangi inti mutiara bulat perlu dilakukan pengaturan posisi pada waktu
awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar. Disamping itu tempat
dimasukan inti pada saat operasi harus tetap berada dibagian atas.
§ Pemeriksaan
inti dengan sinar-X dilakukan setelah tiram mutiara dipelihara selama 2-3
bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang dimuntahkan
atau pada tempatnya.
§ Pembersihan
cangkang tiram mutiara dan keranjang pemeliharaannyaharus dilakukan secara
berkala; tergantung dari kecepatan /kelimpahan organisme penempel.
Selain proses budidayanya ada
syarat-syarat lokasi budidaya tiram mutiara yaitu ketepatan pemilihan lokasi
merupakan salah satu syarat keberhasilan budidaya tiram mutiara. Ada beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budidaya, yaitu :
1) Faktor Ekologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup tiram, diantaranya kualitas air, pakan, dan kondisi
fisiologis organisme. Batasan faktor ekologi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi lokasi budidaya adalah :
a. Lokasi terlindung
Lokasi usaha
untuk budidaya tiram mutiara ini berada di perairan laut yang tenang. Pemilihan
lokasi pembenihan maupun budidaya berada dekat pantai dan terlindung dari
pengaruh angin musim dan tidak terdapat gelombang besar. Lokasi dengan arus
tenang dan gelombang kecil dibutuhkan untuk menghindari kekeruhan air dan
stress fisiologis yang akan mengganggu kerang mutiara, terutama induk.
b. Dasar perairan
Dasar perairan
sebaiknya dipilih yang berkarang dan berpasir. Lokasi yang terdapat
pecahan-pecahan karang juga merupakan alternatif tempat yang sesuai untuk
melakukan budidaya tiram mutiara.
c. Arus air
Arus tenang
merupakan tempat yang paling baik, hal ini bertujuan untuk menghindari
teraduknya pasir perairan yang masuk ke dalam tiram dan mengganggu kualitas
mutiara yang dihasilkan. Pasang surut air juga perlu diperhatikan karena pasang
surut air laut dapat menggantikan air secara total dan terus-menerus sehingga
perairan terhindar dari kemungkinan adanya limbah dan pencemaran lain.
d. Salinitas
Dilihat dari
habitatnya, tiram mutiara lebih menyukai hidup pada salinitas yang tinggi.
Tiram mutiara dapat hidup pada salinitas 24 ppt dan 50 ppt untuk jangka waktu
yang pendek, yaitu 2 – 3 hari. Pemilihan lokasi sebaiknya di perairan
yang memiliki salinitas antara 32 – 35 ppt. Kondisi ini baik untuk pertumbuhan
dan kelangsungan hidup tiram mutiara.
e. Suhu
Perubahan suhu
memegang peranan penting dalam aktivitas biofisiologi tiram di dalam air. Suhu
yang baik untuk kelangsungan hidup tiram mutiara adalah berkisar 25 – 30 0 C.
Suhu air pada kisaran 27 – 31°C juga dianggap layak untuk tiram mutiara.
f. Kecerahan air
Kecerahan air
akan berpengaruh pada fungsi dan struktur invertebrata dalam air. Lama
penyinaran akan berpengaruh pada proses pembukaan dan penutupan cangkang.
Cangkang tiram akan terbuka sedikit apabila ada cahaya dan terbuka lebar
apabila keadaan gelap. Untuk pemeliharaan sebaiknya kecerahan air antara 4,5 –
6,5 m. Jika kisaran melebihi batas tersebut, maka proses pemeliharaan akan
sulit dilakukan. Untuk kenyamanan, induk tiram harus dipelihara di kedalaman
melebihi tingkat kecerahan yang ada.
g. Derajat keasaman
Derajat
keasaman air yang layak untuk kehidupan tiram pinctada maxima berkisar antara
pH 7,8 – pH 8,6 agar tiram mutiara dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada
prinsipnya, habitat tiram mutiara di perairan adalah dengan pH lebih tinggi
dari 6,75. Tiram tidak akan dapat berproduksi lagi apabila pH melebihi 9,00.
Aktivitas tiram akan meningkat pada pH 6,75 – pH 7,00 dan menurun pada pH 4,0 –
6,5.
h. Oksigen terlarut
Oksigen
terlarut dapat menjadi faktor pembatas kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Tiram mutiara akan dapat hidup baik pada perairan dengan kandungan oksigen
terlarut berkisar 5,2 – 6,6 ppm. Pinctada Maxima untuk ukuran 40 – 50 mm
mengkonsumsi oksigen sebanyak 1,339 l/l, ukuran 50 – 60 mm mengkonsumsi oksigen
sebanyak 1,650 l/l, untuk ukuran 60 – 70 mm mengkonsumsi sebanyak 1,810 l/l.
2) Faktor Risiko
a. Pencemaran
Lokasi budidaya
tiram mutiara harus berada di lokasi yang bebas dari pencemaran, misalnya
limbah rumah tanga, pertanian, maupun industri. Pencemaran yang berasal dari
kegiatan pertanian berupa kotoran hewan, insektisida, dan herbisida akan
membahayakan kelangsungan hidup tiram mutiara.
b. Manusia
Pencurian dan
sabotase merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan lokasi budidaya mutiara. Risiko ini
terutama pada saat akan panen atau setelah satu tahun penyuntikan inti bulat
(nukleus).
3) Fasilitas
produksi dan peralatan
a.
Rakit Pemeliharaan
Rakit apung
selain sebagai tempat pemeliharaan induk, pendederan, dan pembesaran, juga
berfungsi sebagai tempat aklimatisasi (beradaptasi) induk pasca pengangkutan.
Bahan rakit dapat dibuat dari kayu dengan ukuran 7m x 7m. selain kayu, bahan
rakit dapat pula terbuat dari bambu, pipa paralon, besi, ataupun alumunium. Bahan pembuat
ini disesuaikan dengan anggaran, ketersediaan bahan, dan umur ekonomis.
Untuk menjaga
agar rakit tetap terapung, digunakan pelampung seperti pelampung yang terbuat
dari styrofoam, drum plastik, dan drum besi. Agar rakit tetap
kokoh, maka sambungan sambungan kayu diikat dengan kawat galvanizir. Apabila
kayu berbentuk persegi, maka sambungan dapat menggunakan baut. Pemasangan rakit
hendaknya dilakukan pada saat air pasang tertinggi dan diusahakan searah dengan
arus air atau sejajar dengan garis pantai.
Hal ini
bertujuan untuk menghindari kerusakan rakit apabila terjadi gelombang besar.
Agar rakit tetap berada pada posisi semula, maka rakit diberi jangkar berupa
pemberat yang terbuat dari semen seberat 50-60 kg. Tali jangkar yang digunakan antara
4-5 kali kedalaman tempat.
b.
Keranjang Pemeliharaan Induk
Keranjang
pemeliharaan induk bisa terbuat dari kawat galvanizir, plastik, atau kawat
alumunium. Jika menggunakan bahan dari kawat, sebaiknya keranjang dilapisi atau
dicelupkan dengan bahan plastik atau aspal sehingga daya tahan keranjang
tersebut lebih lama. Ukuran keranjang 25 cm x 25cm x 60 cm. Ukuran ini dapat
bervariasi, tergantung ukuran induk, ketersediaan bahan, biaya, dan kemudahan
penanganannya. Satu
keranjang pemeliharaan dapat diisi dengan induk ukuran dorso ventral 17 – 20 cm
(DVM) sebanyak 8 – 10 ekor.
Untuk pendederan atau pemeliharaan spat yang baru
dipindahkan dari hatchery, digunakan keranjang jaring ukuran 40 cm x 60 cm. Untuk spat
ukuran 2-3 cm dipelihara dalam keranjang dengan lebar jaring ukuran 0,5 – 1 cm.
Lebar mata jaring yang digunakan disesuaikan dengan ukuran spat. Semakin besar
ukuran spat, maka digunakan jaring dengan mata jaring yang lebih besar pula
agar sirkulasi air dapat terjaga dengan baik.
c.
Spat Kolektor
Bahan yang
digunakan untuk tempat penempelan spat atau sebagai substrat disebut kolektor.
Spat kolektor dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, misalnya serabut tali
PE, tali PE, senar plastik, paranet, asbes gelombang, genteng fiber, atau bilah
pipa paralon. Jika terbuat dari bahan paranet, serabut tali, atau bahan lain
berbentuk serabut, maka harus digunakan kantong untuk meletakkan bahan
tersebut. Keranjang jaring dengan kerangka besi atau kawat ukuran 40 cm x 60 cm
juga dapat digunakan sebagai wadah kolektor. Potongan
paranet atau serabut tali dimasukkan ke dalam kantong-kantong jaring dan diikat
erat. Pipa paralon
juga dapat digunakan sebagai kolektor. Caranya pipa paralon berdiameter 2-3
inci dipotong sepanjang 30 – 50 cm, lalu dibelah menjadi dua. Selanjutnya
belahan pipa tersebut dijalin dengan tali PE (berdiameter 3-5 mm) sepanjang 40
– 50 cm.
d. Bak Pencucian
Bak pencucian
digunakan untuk membersihkan tiram mutiara dari organisma dan parasit lain yang
menempel pada tiram mutiara. Organisma dan parasit yang menempel di kulit tiram
akan mengakibatkan lambatnya pertumbuhan tiram mutiara. Bak pencucian biasanya
terbuat dari fiberglass, tetapi ada juga bak pencucian ini terbuat dari bahan
lain yang awet, seperti dari semen, plastik dan bahan lainnya.
4) Bahan baku
Bahan baku yang
dibutuhkan untuk budidaya mutiara ini ada dua macam, yaitu : (1). spat (benih)
tiram mutiara jenis pinctada maxima; dan (2) inti bundar (nukleus).
Kedua jenis
bahan baku ini merupakan bahan baku utama yang harus ada dalam proses budidaya
tiram mutiara. Inti bundar atau nukleus merupakan benda yang disuntikkan
kedalam tiram untuk menghasilkan mutiara.
Jenis-jenis tiram mutiara adalah:
• Pinctada maxima
• Pinctada
margaritifera
• Pinctada fucata
• Pteria penguin
Penghasil
mutiara di air tawar :
• Margaritifera
margaritifera
• Hyriopsis
cumingii
• Cristaria
plicata
Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas
mutiara, namun secara umum
mutiara ditentukan oleh:
1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya
makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran
diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung
disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga
bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen
mutiara,
3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya
pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
4) permukaannya tidak cacad, goresan atau bercak di
permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan
5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang
Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur
Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika
Latin.
Sistem pemasaran hasil budidaya mutiara ini dilakukan
dengan sistem pemasaran secara individu kepada orang asing. Transaksi itu
seringkali dilakukan tidak di daerah tempat asal mutiara itu di budidayakan seperti di NTB yang
menjadi sentra mutiara nasional.
Harga mutiara sangat fluktuatif
tergantung pada kualitas dan bentuk dari mutiara yang dihasilkan. semakin baik
kualitasnya maka harganyapun semakin tinggi. Untuk jenis Round (bundar
sempurna) dan Semi round (agak bundar) untuk kualitas A dapat mencapai harga 40
sampai 50 US $. Bahkan dalam situs www.balipos.com menyebutkan harga jual mutiara
kualitas baik berkisar antara 100 sampai dengan 200 US$. Untuk jenis lain,
seperti Drop (bentuk tetesan air), Oval (lonjong), dan Barok (bentuk tidak
beraturan) harganya sangat bervariatif, rata-rata saat ini adalah US $ 20.
Selain itu harga mutiara juga sangat tergantung pada perubahan kurs yang
terjadi, karena harga mutiara dari pengusaha budidaya kepada pedagang besar
dari dalam dan luar negeri biasanya dalam bentuk dolar Amerika.
Secara umum, kegiatan pemasaran hasil
budidaya tiram mutiara ini hampir tidak menemui kendala yang berarti mengingat
sistem pemasaran yang selama ini terjadi adalah dimana pembeli baik yang
berasal dari dalam ataupun luar negeri biasanya menjadi pelanggan tetap dan
siap menampung atau menerima mutiara hasil produksi ansalkan sesuai dengan
kualitas yang di tetapkan. Mutiara yang dihasilkan, terutama hasil budidaya
perusahaan menengah dan besar sudah dapat dipastikan terserap pasar, baik dalam
ataupun luar negeri terutama Jepang, Amerika dan Eropa.
Mutiara-mutiara
yang terkenal didunia
:
a.
Mutiara
Abernathy
Mutiara alami dari air tawar ini
ditemukan oleh William Abernathyl, sang penyelam mutiara di sungai Tay pada
tahun 1967. Dengan berat 44 grains, mutiara ini dianggap mutiara yang paling
sempurna yang ditemukan dari sungai-sungai di Skotlandia. Mutiara ini diberi
nama “the little willie”.
b.
Mutiara
Big Pink
Mutiara besar
bewarna pink ini berharga 4.7 juta dollar amerika pada tahun 1991. Dia dicatat
dalam buku Guiness Book of
Records sebagai mutiara yang paling besar yang ditemukan dari
abalone (Haliotis). Berbentuk baroque dan memilik berat 470 carat setara dengan 94 gram.
Mutiara ini dimiliki oleh Wesley Rankin yang menemukannya di Salt Point State
Park, California pada tahun 1990.
c.
La
peregrine
La peregrina
atau Sang pengelana (musafir) adalah mutiara yang ditemukan di Kepulauan
Perlas, lepas pantai Panama pada tahun 1500-an. Konon, mutiara ini ditemukan
oleh seorang budak yang menginginkan kebebasan sebagai bayaran dari mutiara
yang ditemukannya. Mutiara ini dibawa dan diserahkan kepada Raja Spanyol
Phillip II dan sang raja menghadiahkannya kepada Ratu Maria, sebagai
hadiah perkawinan. Saudara dari Napoleon I, Joseph Bonaparte mengambil
mutiara ini dan membawanya ke Prancis dan akhirnya sampailah mutiara ini kepada
Duke of Abercrombie. Akhirnya, mutiara ini dibeli dengan harga 37 ribu dollar
amerika oleh Richard Burton dan menghadiahkannya sebagai hadiah Valentine’s Day kepada Elizabeth Taylor. Keunikan dari
mutiara ini, disamping perjalanannnya yang begitu panjang, dia memiliki bentuk
seperti air mata atau buah pir, dan memiliki berat 10.192 gram.
d.
Pearl of Allah (Lao-Tze Pearl)
Pearl of Allah
(secara resmi dikenal dengan nama Lao-Tze pearl) adalah mutiara terbesar di
dunia yang ditemukan pada tahun 1934 di lepas pantai Pulau Palawan oleh seorang
penyelam Filipina. Mutiara ini dijadikan hadiah kepada Wilbur Dowell Cobb oleh
kepala suku di Palawan pada tahun 1936 karena Cobb telah menyelamatkan nyawa
anaknya. Keturunan Cobb menjual mutiara ini kepada toko permata di California
tahun 1980 dengan harga 200.000 dollar AS. Harga saat ini ditaksir sebesar 40
juta dollar AS.
Mutiara raksasa
ini ditemukan di dalam kima raksasa Tridacna gigas. Hal yang tak mungkin
dihasilkan oleh kerang mutiara dari Family Pteriidae atau kerang penghasil
mutiara dari jenis lain. Bentuk mutiara Pearl of Allah tidak beraturan (baroque) dan
menyerupai otak kepala besar. Panjang yang mencapai 23.8 cm dan berat 6.4
kilogram menjadikannya sebagai mutiara terbesar yang ditemukan selama ini.
Manfaat Kerang Mutiara
Kerang selain menjadi makanan konsumsi.
kerang juga menghasilkan mutiara dan sering dibuat menjadi perhiasaan seperti,
dibuat menjadi kalung, gelang, cincin dan dibuat perhiasan lainnya, selain itu
cangkangnya dibuat acsesoris. Mutiara inilah yang kemudian banyak dimanfaatkan
sebagai perhiasan yang memiliki harga cukup tinggi. Namun di masa lalu, mutiara
juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian – pakaian mewah. Mutiara juga dapat
dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat – obatan, atau dalam formula
cat.
Biasanya kerang yang menghasilkan
mutiara yang paling bagus akan dipergunakan lagi untuk memproduksi mutiara
berikutnya, namun untuk pemanenan mabe, biasanya kerang akan dibunuh dan mabe
diambil, atau juga cangkangnya akan menjadi bahan kerajinan tangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai pasca
panen kerang mutiara Pinctada sp. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut
:
·
Hampir semua moluska bercangkang bisa
menghassilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami.
·
Mutiara merupakan salah satu komoditas
dari sektor kelautan yang berrnilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek
pengembangan usaha di masa datang.
·
Jenis mutiara yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi yaitu : pinctada sp. Yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi adalah : pinctada martensii, pinctada margaritifera, pinctada maxima.
Sedangkan penghasil mutiara di air tawar yaitu : Margaritifera
margaritifera, Hyriopsis cumingii, Cristaria plicata
·
Penentuan kualitas mutiara didasarkan
pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: ukuran
mutiara, bundar tidaknya mutiara, lustre mutiara, permukaannya tidak
cacad, dan warna mutiara.
·
Manfaat kerang selain menjadi makanan
konsumsi. kerang juga menghasilkan mutiara dan sering dibuat menjadi perhiasaan
seperti, dibuat perhiasan, cangkangnya dibuat acsesoris. Namun di masa lalu,
mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian – pakaian mewah. Mutiara
juga dapat dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat – obatan, atau dalam
formula cat.
Saran
Berdasarkan pernyataan diatas setelah
kita mengetahui potensi kerang mutiara ternyata mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi dan sangat memberikan banyak manfaat yang sangat baik. Jadi, yang kita
harus lakukan yaitu dengan tetap menjaga pelestarian alam temtat asli hidup
kerang mutiara dan dalam membudidayakan harus tetap memperhatikan kondisi
lingkungan supaya habitat kerang mutiara dapat berlangsung dengan baik. Serta
tetap terus tingkatkan budidaya kerang mutiara yang akan memberikan nilai
ekonomis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
(2008). Mutiara. From http://id.wikipedia.org, 4 Desember 2014
Anonim
(2011). Mutiara-mutiara Indah yang Paling Terkenal di Dunia. From http://www.apakabardunia.com,
4 Desember 2014
Anonim
(2012). Manfaat dan Kegunaan Mutiara. From http://besteducation.sitekno.com, 4
Desember 2014
Anonim (2013). Budidaya Tiram
Mutiara. From http://1001budidaya.com, 5 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar